Rabu, 24 April 2013

Hasil mubes IKADA 21 april 2013

  1. Laporan pertanggungjawaban ketua lama ditunda sampai terpilih ketua baru dan terbentuknya pengurus yang baru.
  2. Pemilihan ketua baru dilakukan oleh tim formatur yang sudah disetujui dan dipilih oleh anggota mubes yang hadir yang sifatnya ad hoc.
  3. Anggota mubes sepakat ketua baru dipilih melalui media facebook yang dikelola oleh tim formatur.
  4. Semua leting mempunyai hak untuk mengajukan calon ketua baru periode 2013-2015.
  5. Membentuk tim pengawas/ penasehat dan tim formatur:
  6. A.   Tim pengawas/ pengarah bertugas :
    • Mengawasi dan mengarah tugas-tugas dan tanggungjawab tim formatur
    • Sebagai tempat konsultasi tim formatur bila mana perlu.
    • Mengambil alih tugas tim formatur jika tidak berjalan selama 2 bulan lebih. 
    B.   Tim formatur bertugas : 
    • Menerima pendaftaran calon ketua baru (pendaftaran calon ketua selama 15 hari)
    • Melakukan sosialisasi kepada semua leting untuk memilih ketua definitif melalui facebook selama 2 minggu.
    • Mengumumkan dan menetapkan ketua terpilih dari suara mayoritas anggota leting
    • Menetapkan jadwal pendaftaran dan pemilihan ketua baru.
    • Menyusun pengurus bersama ketua terpilih paling lama satu bulan.
    • Mempersiapkan acara pelantikan ketua dan pengurus baru.


  7. Memilih dan mentapkan tim pengawas/ pengarah : syafni riandi (2003)/sirathallah (2003)/ suheri (2000)
  8. Memilih dan menetapkan tim formatur : sri wahyuni (2000)/ maghdalena (2006)/ muhammad fajri (2004)/ mustaqim (2009)/ amalia (2011)
  9. Membuat dan memberikan kartu tanda anggota kepada alumni baru pada setiap acara wisuda dengan bekerjasama dengan pihak pesantren.

By: Syafni Riandi (2000)




Selasa, 23 April 2013

Penerimaan Santri baru SMP dan SMA 2013/2014 Pesantren modern Al-falah Abu lam-u

Pesantren modern Al-falah Abu lam-u. pesantren modern yang terletak di lamjampok kec. Ingin jaya Kab. Aceh besar. tahun 2013/2014 ini kembali membuka pendaftaran untuk jenjang SMP maupun SMA. 

untuk info lebih lengkapnya bisa di lihat di browsur: 

Browsur perimaan Santri baru.

Kami para Alumni SMPS Islam Al-falah Abu lam-u merasa sangat berentung bisa belajar di Pesantren modern Al-falah Abu lam-u. pesantren yang mendidik dengan sepenuh hati, menajarkan kita arti hidup yang sesungguhnya, mendewasankan kita dari kekanak-kanakan, juga memandirikan kita. kami sangat amat sadar bahwasanya sangat banyak ilmu yang kami dapatkan ketika kami belajar di pesantren modren alfalah abu lam-u.
Jadi harapan kami mungkin kalian bisa menjadi penerus kami, orang orang yang akan membesarkan nama pesantren modern Al-falah Abu lam-u.

Jumat, 02 November 2012

Mari belajar dari pengalaman orang yang diangap susses



      Tag Foto itu lah yang meninspirasi saya sebagai Anggota komunitas Alumni SMPS islam Al-falah abu lam, untuk memberika satu postingan  yang baik buruknya ada pada berkomentar yang anda berikan.
       Setelah saya cerna saya memiliki satu ketertarikan untuk  mengikut event yang menurut saya amat sangat penting, selain karena saya seorang yang cinta akan menulis juga kerena saya bercita-cita menjadi novelis hebat seperti pengarang-pengaran novel yang terkenal saat ini, saya beranggapan bahwa satu tulisan hebat dapat menjadi motivasi besar bagi diri saya sendiri, apa lagi ini di tambah dengan NOBAR atau nonton baren
       mungkin sebagian anda cenderung measa tidak nyaman apa bila mengerjakan sesuatu bersama orang ramai, begitu pula yang anda rasakan apa bila NOBAR anda beranggapan bahwa nonton bersama, sama halnya dengan melakukan suatu hal bersama orang ramai anda cenderung merasa terikat oleh rasa malu yang   yang belebihan itulah yang membuat anda tidak nyaman melalukan NOBAR
        tipi menurut saya dari sinilah kita dapa mengetaui apa yang tidak kita ketahui seperti halnya sesuatu yang mungkin orang lain telah mengetahunnya mungkin bisa membagi untuk kita yang belum mengetagi hal tersebut

Tazaemjayy       

Santri mengikuti latihan dasar menulis


Sebanyak 20 santri (perempuan dan laki) mengikuti latihan dasar menulis mulai hari ini (6/1) sampai Jum’at (8/1). Ada 13 santri perempuan dan 7 santri laki-laki, dengan usia rata-rata 15 - 17 Tahun.
Peserta (santri) sedang berdiskusi dengan fasilitator utama, Aryos Nivada soal proses belajar
Peserta (santri) sedang berdiskusi dengan fasilitator utama, Aryos Nivada soal proses belajar
Fasilitator utama, Aryos Nivada dan saya (asisten) hanya bertugas melancarkan jalannya proses latihan. Selebihnya, pendalaman materi terkait apa itu menulis, jenis atau bentuk tulisan, syarat-syarat tulisan, dan termasuk tip menulis hanya diberikan sebagai bahan bacaan dan bukan bahan bahasan utama. Semua orang mampu dan bisa menulis minimal bisa dipelajari bagaimana orang menulis.
Peserta diajak bermain sekaligus melatih memaksimalkan fungsi-fungsi diri terkait dengan berpikir dan menulis
Peserta diajak bermain sekaligus melatih memaksimalkan fungsi-fungsi diri terkait dengan berpikir dan menulis
Pelatihan tiga hari ini lebih untuk mengenali, memetakan, dan menggunakan semua potensi yang ada pada diri peserta dan membantu mereka menemukan cara memanfaatkan semua energi yang ada dalam diri dalam menulis dan juga dalam tulisan itu sendiri. Tak ada metode khusus untuk menemukan energi dalam setiap diri karena masing-masing diri sudah disiapkan metode secara unik. Fasilitator hanya memantu peserta untuk merasakan keberadaan  titik-titik potensi pada diri mereka untuk selanjutnya didayagunakan sesuai dengan kemampuan saat itu.
Peserta sedang mendengar penjelasan teman kelompok tentang pengalaman diri terkait menulis dan cara-cara mengatasinya. Ada 4 kelompok dengan nama kelompok Space, Revolusi, Pangeran, dan Al-Falah (kemenangan)
Peserta sedang mendengar penjelasan teman kelompok tentang pengalaman diri terkait menulis dan cara-cara mengatasinya. Ada 4 kelompok dengan nama kelompok Space, Revolusi, Pangeran, dan Al-Falah (kemenangan)
Hari pertama (hari ini 6/1) peserta diajak untuk mengenali diri dan dengan kemampuan masing-masing mengeksplorasi potensi dasar kepenulisan yang sudah ada dalam diri sejak hari pertama bisa membaca dan menulis. Selebinya, peserta diajak untuk berada dalam suasana menyenangkan lewat permainan-permainan yang sekaligus dapat merangsang urat saraf berpikir untuk berkerja dan menemukan cara yang pas untuk menulis.
Jubir Kelp Pangeran, Rian Purnama sedang menjelaskan kendala dalam menulis dan cara mengatasinya berdasarkan pengalaman mereka (kelompok) sendiri
Jubir Kelp Pangeran, Rian Purnama sedang menjelaskan kendala dalam menulis dan cara mengatasinya berdasarkan pengalaman mereka (kelompok) sendiri
Saling tukar pendapat dalam diskusi bebas berkelompok tanpa arahan diutamakan agar sejak hari pertama berniat menjadi penulis sudah merasakan sakit, minder, marah jika pendapat tidak di dengar, diperhatikan, di dukung, dan dipuji. Besok (7/1) peserta diajak untuk mencoba menjadi diri yang bisa menangkap pesan dasar dari kerumitan tulisan yang ada tanpa perlu marah. Tapi ini tetap bukan alternatif yang wajib dipilih melainkan hanya sebatas pengenalan. Pilihan bebas ada pada setiap diri.
Salah satu hasil kerja diskusi kelompok Space dengan juru bicaranya Amelya
Salah satu hasil kerja diskusi kelompok Space dengan juru bicaranya Amelya
Hari ketiga (8/1) peserta akan diajak untuk mengenali lingkungan sekitarnya untuk menangkap makna-makna dari informasi yang dilihat, di dengar, dan diresapi untuk kemudian menuangkannya dalam bentuk ekspresi tulisan. Dari tulisan pertama usai dua hari pelatihan akan diajak untuk mengenali karakter awal diri yang bisa untuk dikembangkan terus, diubah, atau ditinggalkan dan kemudian menemukan energi positif lain guna menemukan karakter yang diinginkan.
Tempat Pelatihan Menulis, Pasantren Abu Lam U, Lamjampok, Ingin Jaya, Aceh Besar. 10-12 KM dari kota Banda Aceh
Tempat Pelatihan Menulis, Pasantren Abu Lam U, Lamjampok, Ingin Jaya, Aceh Besar. 10-12 KM dari kota Banda Aceh
Pelatihan dasar yang lebih berupa penataan anatomi diri ini diharapkan bisa memudahkan peserta kala memutuskan diri untuk aktif dalam menulis. Selebihnya untuk belajar apa itu artikel, opini, esei, kolom, berita, features, cerpen, novel, penelitian dan lainnya termasuk teknis dan tip-tipnya cukup melangkahkan kaki saja plus sedikit bertanya.
Lambaian tangan santri (peserta) kepada kompasianers setelah diperkenalkan media kompasiana. Besok, media online kompasiana akan diperkenalkan lewat LCD untuk melihat ragam tulisan
Lambaian tangan santri (peserta) kepada kompasianers setelah diperkenalkan media kompasiana. Besok, media online kompasiana akan diperkenalkan lewat LCD untuk melihat ragam tulisan
Selebihnya? “Selamat ya, Anda penulis yang tulisannya saya kagumi, saya copas, dan saya jadikan rujukan hidup saya di hari tua ini dan juga cucu saya. Terimakasih saya sudah berkesempatan untuk berjabat tangan dengan Anda,” kata Risman kala bertemu dengan Amalya, yang hari ini menjadi peserta latihan menulis.


Gudung di pesantren modren al-falah abu lam-u










Rabu, 31 Oktober 2012

Tengku Abdullah Lam U

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Umar bin Auf Lam U, selanjutnya disebut Abu Lam U. Dilahirkan di Lam U Aceh Besar pada penghujung abad ke-19, yaitu tahun 1888 M (1305 H).

Pada masa kelahirannya, kerajaan Aceh baru beberapa tahun memulai perang melawan aggressor Belanda. Jadi, dalam kondisi demikianlah ulama ini tumbuh dan berkembang serta dibina oleh ayahnya sehingga menjadi ulama yang memiliki nama yang cukup popouler, khususnya di bidang keagamaan.

Abu Lam U adalah putra Tgk. Chik Umar Lam U, ulama asli Aceh (bukan pendatang) yang memiliki keahlian dalam ilmu Fiqh dan hafidz al Qur`an. Ayah Abu Lam U memiliki 3 orang isteri; seorang berasal dari Yan (Malaysia). Melalui isterinya ini lahir 2 ulama besar, yaitu: Tgk. Ahmad Hasballah Indrapuri yang populer dengan nama Abu Indrapuri (lahir pada 1888 M/1305H), dan Tgk. Muhammad Dahlan atau Tgk. Madhan, yang bergelar Tgk. Chik di Yan (lahir pada tahun 1891 M/1308H). Isterinya yang kedua bernama Nyak sunteng berasal dari Lam U.

Abu Lam U memulai pendidikan dasar dari ayahnya, Tgk. Umar (Tgk. Umar Di Yan). Materi dasar yang dipelajarinya adalah Al Qur`an, menulis Arab, tauhid, dan ibadah. Setelah mendapat pendidikan dasar dari ayahnya, Abu Lam U melanjutkan pendidikanya pada dayah Piyeung, sebuah desa dalam kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar, yang berjarak 8 km dari kampungnya. Gurunya di dayah ini bernama Abdullah bin Al Faqih yang juga ulama ternama. Melalui guru ini Abu Lam U mendalami materi tauhid, fiqh, sejarah Islam, Nahwu, Sharaf, dan lain-lain.

Faktor integritas intelektual yang baik yang dimiliki Abu Lam U menyebabkan gurunya tertarik kepadanya. Selain dijadikan menantu, ia juga sering dibawa pergi oleh Abdullah bin al Faqih ke daerah lain, dan di sanalah ia bertemu dengan tokoh-tokoh kenamaan dan berkenalan dengan para thalib (pelajar) lainnya.

Ulama dari Lam U ini juga pernah menimba ilmu di negeri jiran, Malaysia, tepatnya di kampung Yan. Di sana ia belajar pada seorang ulama yang dikenal dengan nama Teungku Chik di Bale.

Putera Tgk. Umar ini pernah juga melakukan pengembaraan intelektualnya hingga ke Makkah bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji pada tahun 1924. Ia menetap di sana selama 6 bulan dan menimba ilmu dari guru-guru besar yang mengajar di Masjidil Haram. Di negeri kelahiran nabi inilah Abu Lam U memperoleh informasi modernisasi pendidikan, sehingga Abu Lam U termasuk salah seorang dari ulama PUSA yang turut melakukan modernisasi pendidikan di Aceh sebelum kemerdekaan Indonesia.

Berkat ketekunan dan kegigihan dalam menimba ilmu, akhirnya Abu Lam U merupakan bagian dari ulama Aceh yang memiliki kapasitas ilmu keagamaan yang dalam, khususnya di bidang ilmu kebahasaan, tauhid, fiqh, dan sejarah. Hal ini tercermin dari kedudukan dan pengaruhnya dalam masyarakat serta karya yang pernah ditulisnya.

Kedudukan dan pengaruhnya daalam Masyarakatat

Abu Lam U tidak merasa sulit dalam mengabdikan ilmunya kepada masyarakat karena ayahnya, Tgk. Umar, memiliki lembaga pendidikan dayah, tempat dirinya menimba ilmu dasar pada masa kecil. Sepeninggal ayahnya, Abu Lam U melanjutkan kepemimpinan pada dayah tersebut. Jadi, tugas utama Abu Lam U adalah mengelola dayah tersebut.

Di samping itu, putra Abu Umar ini juga turut aktif mengajar masyarakat di sekitar kampung tersebut. Pembinaan nilai-nilai agama yang diberikan kepada mereka dikenal dengan meusifeut. Kegiatan ini biasanya dipentaskan bersama-sama secara sinkron hingga merupakan suatu kegiatan seni tari, karena ada gerakan kepala dan badan. Demikian pula suara yang ditimbulkan olh para pesertanya yang melahirkan sebuah kepaduan. Karena ada rasa seni dan rangsangan dalam kegiatan ini, maka sari pelajaran yang diajarkan akan lebih mudah dipahami dan diterima oleh pelakunya sendiri bahkan juga orang yang turut menyaksikannya. Melalui meusifeut, masyarakat memperoleh ilmu pokok agama tentang tauhid dan aqidah, fiqh, akhlak/tasawuf, sejarah, dan lain-lain.

Abu Lam U juga pernah memangku jabatan qadhi pada masa Panglima Polem Muhammad Daud Syah. Ia juga memiliki andil besar dalam organisasi PUSA, oleh karenanya, dia merupakan bagian dari anak bangsa Aceh yang telah mereform sistem di Aceh. Putra Abu Umar ini juga merupakan bagian dari anggota Syarikat Islam (SI), organisasi politik yang turut membidani kemerdekaan Indonesia di Aceh.8

Dari uraian di atas tampak dengan jelas bahwa Abu Lam U merupakan seorang tokoh Ulama Aceh pada masanya. Karena ketokohannya, putra Abu Umar ini termasuk salah seorang ulama yang diperhitungkan, sehingga sering sekali diundang dalam pertemuan-pertemuan besar yang dilakukan oleh Pemerintah, seperti undangan untuk menghadiri peletakan batu pertama berdirinya Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam (Kopelma Darussalam) yang dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 2 September 1959.9

Setelah sekian lama Abu Lam U mendermakan ilmunya kepada masyarakat luas, akhirnya pada tanggal 4 Juni 1967 berpulang ke rahmatullah dalam usia 79 tahun. Semoga amal baiknya diteladani oleh anak bangsa yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam dan mendapat ridha dari Allah SWT.

Sekilas Tentang Karyanya

Abu Lam U merupakan salah seorang tokoh intelektual muslim Aceh abad XX. Ia juga merupakan ulama yang aktif dan produktif. Aktif berarti mau menulis dan hal ini terbukti dengan adanya 3 risalah yang ditinggalkannya, yaitu: Munjiatul Anam (Penyelamat Manusia), Mursyidul Anam (Penuntun Manusia), dan Sejarah Nabi Muhammad. Produktif dalam arti bahwa karyanya, terutama Munjiatul Anam, banyak digunakan oleh masyarakat Aceh, terutama di desa-desa di kawasan Aceh Besar, hingga saat ini.

Penutup

Tgk. Abdullah Lam U yang lebih popular merupakan salah seorang ulama Aceh yang telah berupaya maksimal mendidik anak bangsa di Aceh, khususnya di Aceh Besar, agar mengetahui berbagai ajaran agama yang dibawa oleh Rasul.

Cara putra Tgk. Umar ini mengajarkan ilmu agama dengan menggunakan pendekatan syair tampak menjadi strategi yang jitu, khususnya penyampaian bagi masyarakat awam, karena cara tersebut tidak terkesan memaksa dan tidak pula membuat masyarakat jenuh. Dewasa ini cara tersebut semakin “membumi” di Aceh, khususnya dalam kegiatan dala’il khairat seiring dengan implementasi syariat Islam di Nanggroe Aceh
Darussalam. Oleh karena itu, Abu Lam U dapat dikategorikan sebagai ulama pendidik melalui syair.

SUMBER